SURABAYA, pustakaJc.co - Banyak siswa SD negeri di Surabaya masih harus belajar dengan sistem dua shift karena keterbatasan ruang kelas. Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya menargetkan renovasi 15 sekolah pada 2025 untuk mengatasi persoalan tersebut.
Keterbatasan lahan membuat sejumlah SD negeri di Surabaya belum bisa menampung seluruh rombongan belajar (rombel) dalam satu waktu. Akibatnya, sekolah terpaksa menerapkan sistem dua shift, yakni pagi dan siang. Dilansir dari jawapos.com, Selasa, (26/8/2025).
Salah satunya dialami SDN Gunung Anyar Tambak, Jalan Wiguna Timur, Gunung Anyar. Meski sudah memiliki bangunan dua lantai, jumlah ruang kelas tetap tidak cukup.
“Walau (SD) sudah dua lantai, tapi belum cukup menampung seluruh rombel pada satu waktu. Akibatnya, pemakaian kelas harus bergantian, pagi dan siang,” kata Ajeng Wira Wati, anggota Komisi D DPRD Surabaya, Selasa, (26/8/2025).
 
                     
                                 
                                 
                                 
                                 
                                