“Pemprov Jatim melalui Disbudpar terus berusaha melestarikan seni dan budaya daerah. Salah satunya lewat festival Kumoro ini,” kata Evy.
Festival menghadirkan bazar UMKM, pertunjukan seni, hingga ajang silaturahmi warga. Puncaknya, Tari Kumoro yang ditampilkan Sanggar Seni Sayu Wiwit Aliyan, menjadi magnet utama. Tari ini berakar dari ritual selamatan tradisional untuk memohon hujan sejak masa Kerajaan Blambangan, yang diwariskan oleh Buyut Wongso Kenongo.
Menurut Ketua Panitia, Muhamad Pungki Hartono, Festival Kumoro adalah upaya nyata menghidupkan kembali budaya Using yang hampir punah.